BEDAH BUKU “MELAWAN PULUNG GANTUNG
Acara Bedah Buku menjadi salah satu kegiatan yang menarik selama kegiatan Pameran Buku dan Arsip yang diselenggarakan pada tanggal 12 – 17 Desember 2018 di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul. Apalagi bagi para pengunjung yang memang mempunyai ketertarikan terhadap karya sastra maupun tema-tema tertentu dalam sebuah buku.
Sebuah kumpulan cerita tentang “penderitaan” masa lalu beberapa orang di jadikan satu dalam satu buku yang diberi judul “Melawan Pulung Gantung”.
Kisah-kisah dalam sekumpulan cerita pendek “Melawan Pulung Gantung” seolah membuka kembali kekecewaan, luka dan kepahitan hidup para penulisnya.
Membuka acara diskusi Bapak Wahyu Widayat angggota Imaji , LSM yang konsen menangani masalah gangguan jiwa dan penanggulangannya. Menyampaikan bahwa Imaji melakukan berbagai riset, pendampingan dan kegiatan pencegahan kasus bunuh diri, bidang yang tidak populer dan tidak akan disanjung, namun menjadi peristiwa kemanusiaan yang harus diperjuangkan.
Pulung gantung adalah istilah yang sering pula menjadi pergulatan para penulisnya. Berbagai pendapat tentang pulung gantung yang dikaitkan dengan mistis bahkan nasib seseorang yang akhirnya mati karena gantung diri sedikit demi sedikit harus dihapuskan. Yang segera dilakukan adalah melakukan empati dan pendampingan bagi orang-orang yang mulai tidak nyaman dalam kehidupannya atau mengalami gangguan jiwa.
Drs. PARDI, M.Hum Kepala balai Bahasa sekaligus penelita bahasa dan sastra yang kali ini menjadi narasumber yang menggali buku dengan judul “Melawan Pulung Gantung”. Sangat terkesan dengan kisah-kisah inspiratif dari para penulis selaku pelaki dalam kisah-kisah yang terdapat dalam buku “Melawan Pulung Gantung” tersebut. Dan beliau semakin terkesan dengan kisah seorang perempuan penderita Schizofernia yang akhirnya kembali dapat hidup normal tidak menggelandang seperti penderita Schizofernia lainnya yang akhirnya hidup tak menentu. Sembuh total, cantik dan mampu menjadi motivator bagi orang banyak. Itu semua tak lepas dari peran seorang suami yang setia dan telaten mendampingi.
Narasumber Bapak Drs PARDI, M.Hum selanjutnya mengajak para penulis juga para hadirin utnuk bersama-sama memahami bahasa. Karena dengan memahami bahasa maka kita akan menemukan realita tidak hanya mitos. Dan selanjutnya untuk mewujudkan kesehatan dengan kata “wal afiat” maka kita harus menanamkan cara berpikir positif.
Di akhir acara Bedah Buku moderator Ibu Adriana, S.Sos. MAP manyampaikan kesimpulan bahwa dari banyak bedah buku tentang bunuh diri maka pasti akan mucul banyak pendapat, pandangan, persepsi , namun dengan berbagai pemahaman yang sudah kita dapatkan maka mulai sekarang kita bisa saling berempati dan peduli. Karya sastra dalam “Melawan Pulung Gantung” juga bukti bahwa orang-orang hebat dan sekarang masih eksis bersama kehidupannya ternyata pernah mengalami masa-masa sulit di masa lalunya. Ini menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa semua masalah bisa diatasi selama masih ada keyakinan. Keyakinan pada Allah dan masa depan yang lebih baik. (ADR)
Berita Terkait
- SOSIALISASI AKREDITASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2024
- MONITORING PERPUSTAKAAN SUMBER ILMU KALURAHAN SIDOHARJO, KAPANEWON TEPUS
- KOLABORASI LPMP DIY DENGAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DALAM KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN KOMPETENSI LITERASI DAN NUMERASI DI SDN PONJONG IV
- WORKSHOP PENINGKATAN KOMPETENSI LITERASI DAN NUMERASI KERJASAMA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAN LPMP DIY
- ANTUSIASME WARGA PADUKUHAN PANGGANG III MENGIKUTI SOSIALISASI E-LIBRARY